GemaJakarta, Jakarta - Pelayanan
di kelurahan dan kecamatan yang selama ini menggunakan sistem loket, akan
diubah Pemprov DKI dengan menggunakan sistem bank. Dengan model pelayanan yang
lebih terbuka, diharapkan pelayanan yang diberikan semakin profesional dan
transparan.
"Waktu kemarin dicek tidak ada orangnya. Jam 07.30 kita buka, maka harus siap melayani. Loket-loket mulai dibangun sekarang, kalau tidak ada bisa dianggarkan tahun 2013. Ke depan tata ruang di kecamatan, kelurahan, dan walikota, jadi seperti bank, terbuka," kata Jokowi, Gubernur DKI Jakarta saat pengarahan kepada walikota, bupati, camat, dan lurah, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (25/10).
Meski demikian, dirinya memuji sumber daya manusia (SDM) yang ada di Jakarta. Hanya saja pola pelayanan yang harus diubah. "Saya tidak ingin ngomong banyak-banyak, yang sederhana saja tapi segera dijalankan. Saya yakin dengan SDM dan resource yang ada. Semuanya dibenahi, public service harus kayak gitu," ujarnya.
Ia menegaskan, dalam dua hingga empat minggu ke depan segala pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat akan dilihat kembali. Setiap pelayanan masyarakat diminta untuk menyiapkan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, misalnya front desk, sofa, dan sistem antrean.
Untuk mengubah loket di tempat-tempat pelayananan menjadi seperti bank, kata Jokowi, tidak membutuhkan anggaran yang banyak. Jika anggaran pada tahun ini masih ada, maka dapat langsung digunakan. Sementara jika tidak ada akan dianggarkan pada APBD 2013. "Berapa sih anggaran buat beli kursi kayak gitu nggak ada Rp 100 juta. Saya mau cek selama seminggu sampai satu bulan dulu," katanya.
Perubahan ini, lanjut Jokowi, membutuhkan waktu tidak lebih dari enam bulan. Dikatakan Jokowi, jika ada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak satu visi dan misi dengannya maka akan ditinggal. Artinya akan dimutasi atau dicopot dari jabatannya.
Ia menegaskan, tidak akan memberikan beban kepada para stafnya. Dirinya juga akan terus memantau segala bentuk pelayanan masyarakat di lapangan. "Jangan dikira saya datang ke kecamatan dan kelurahan hanya kemarin-kemarin saja, setiap hari saya akan keliling dan jangan kaget," ujarnya.
Dikatakan Jokowi, dirinya mengunjungi pelayanan masyarakat bukan untuk marah-marah kepada staf. Melainkan hanya untuk mencatat. "Saya datang pun tidak mau marah-marah, hanya dolan (main), kalau ada yang tidak beres paling saya catat. Itu rapor, rapor itu perlu," tegasnya. (bjc)
"Waktu kemarin dicek tidak ada orangnya. Jam 07.30 kita buka, maka harus siap melayani. Loket-loket mulai dibangun sekarang, kalau tidak ada bisa dianggarkan tahun 2013. Ke depan tata ruang di kecamatan, kelurahan, dan walikota, jadi seperti bank, terbuka," kata Jokowi, Gubernur DKI Jakarta saat pengarahan kepada walikota, bupati, camat, dan lurah, di Balaikota DKI Jakarta, Kamis (25/10).
Meski demikian, dirinya memuji sumber daya manusia (SDM) yang ada di Jakarta. Hanya saja pola pelayanan yang harus diubah. "Saya tidak ingin ngomong banyak-banyak, yang sederhana saja tapi segera dijalankan. Saya yakin dengan SDM dan resource yang ada. Semuanya dibenahi, public service harus kayak gitu," ujarnya.
Ia menegaskan, dalam dua hingga empat minggu ke depan segala pelayanan yang berhubungan langsung dengan masyarakat akan dilihat kembali. Setiap pelayanan masyarakat diminta untuk menyiapkan infrastruktur dan fasilitas yang memadai, misalnya front desk, sofa, dan sistem antrean.
Untuk mengubah loket di tempat-tempat pelayananan menjadi seperti bank, kata Jokowi, tidak membutuhkan anggaran yang banyak. Jika anggaran pada tahun ini masih ada, maka dapat langsung digunakan. Sementara jika tidak ada akan dianggarkan pada APBD 2013. "Berapa sih anggaran buat beli kursi kayak gitu nggak ada Rp 100 juta. Saya mau cek selama seminggu sampai satu bulan dulu," katanya.
Perubahan ini, lanjut Jokowi, membutuhkan waktu tidak lebih dari enam bulan. Dikatakan Jokowi, jika ada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tidak satu visi dan misi dengannya maka akan ditinggal. Artinya akan dimutasi atau dicopot dari jabatannya.
Ia menegaskan, tidak akan memberikan beban kepada para stafnya. Dirinya juga akan terus memantau segala bentuk pelayanan masyarakat di lapangan. "Jangan dikira saya datang ke kecamatan dan kelurahan hanya kemarin-kemarin saja, setiap hari saya akan keliling dan jangan kaget," ujarnya.
Dikatakan Jokowi, dirinya mengunjungi pelayanan masyarakat bukan untuk marah-marah kepada staf. Melainkan hanya untuk mencatat. "Saya datang pun tidak mau marah-marah, hanya dolan (main), kalau ada yang tidak beres paling saya catat. Itu rapor, rapor itu perlu," tegasnya. (bjc)