Jakarta, (GemaJakarta) - Akbar Tanjung
adalah politikus
Indonesia yang sudah berkiprah lama dalam perpolitikan Indonesia. Ia
memulai
karirnya dari bawah. Hidupnya adalah dunia politik. Pria kelahiran
Sibolga, 14
Agustus 1945, pada hari sabtu tepatnya tanggal 10 Oktober 2012 pukul
13.00 beliau berkunjung ke Universitas Mathla'ul Anwar Kampus Jakarta,
Jelambar - Jakarta Barat.
Dalam kunjungannya Akbar Tanjung memberikan mata kuliah dengan bermaterikan Lingsosbudtek di universitas tersebut.
Dalam uraiannya bang Akbar Tanjung menjelaskan betapa pentingnya peran sebuah Media Sosial sekarang ini, karena Media Sosial adalah aplikasi sebuah kemajuan teknologi dalam informasinya" ujara bang Akbar.
Kilas Mengenai Perjalanan Akbar Tanjung
Dalam kunjungannya Akbar Tanjung memberikan mata kuliah dengan bermaterikan Lingsosbudtek di universitas tersebut.
Dalam uraiannya bang Akbar Tanjung menjelaskan betapa pentingnya peran sebuah Media Sosial sekarang ini, karena Media Sosial adalah aplikasi sebuah kemajuan teknologi dalam informasinya" ujara bang Akbar.
Kilas Mengenai Perjalanan Akbar Tanjung
Kiprah Akbar di berbagai organisasi
meluas hingga ke jalur internasional. Pengalaman internasionalnya dimulai pada
tahun 1972. Pada tahun ini Akbar mengikuti Asia and Pacific Students Leaders
Program-Departement of State USA yang berlangsung selama tiga bulan.
Beberapa pengalamannya di dunia internasional telah dijalani sampai pada tahun 2001, Akbar memimpin Delegasi pada Konferensi Ketua-Ketua Parlemen Se-Dunia, di NewYork. Juga memimpin Delegasi pada Sidang AIPO di Thailand pada tahun yang sama. Dan, pada 2002, Akbar memimpin Delegasi pada Sidang AIPO di Vietnam.
Beberapa pengalamannya di dunia internasional telah dijalani sampai pada tahun 2001, Akbar memimpin Delegasi pada Konferensi Ketua-Ketua Parlemen Se-Dunia, di NewYork. Juga memimpin Delegasi pada Sidang AIPO di Thailand pada tahun yang sama. Dan, pada 2002, Akbar memimpin Delegasi pada Sidang AIPO di Vietnam.
Akbar Tanjung saat itu dapat dikatakan kalah di kandang sendiri dalam
konvensi capres Partai Golkar. Kemudian dalam Munas Partai Golkar di Bali harus
rela melepas jabatan Ketua Umum dan menyerahkannya kepada Jusuf Kalla.
Akbar, politisi ulung dan licin yang bebas dari ancaman jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya, diungguli Wiranto dalam Konvensi Nasional Calon Presiden Partai Golkar, Selasa 20 April 2004, melalui dua putaran pemungutan suara. Pada putaran pertama Akbar Tandjung masih mengungguli Wiranto dengan perolehan suara 147-137. Disusul Aburizal Bakrie 118, Surya Paloh 77 dan Prabowo Subianto 39 suara, dengan 28 suara tidak sah dan 1 suara abstein.
Kemampuan organisasi dan manajerial semasa aktif di organisasi kemahasiswaan, kepemudaan, maupun di partai politik menarik perhatian Presiden untuk mengangkatnya sebagai menteri. Tercatat beberapa kali Akbar Tandjung memasuki lingkaran dalam pengambil keputusan.
Tahun1988-1993 untuk pertama kalinya ia menjadi menteri dengan jabatan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, pada Kabinet Pembangunan V. Selanjutnya periode 1993-1998 Suami dari Krisnina Maharani ini dipercaya menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat, Kabinet Pembangunan VI. Pada Kabinet Pembangunan VII yang tidak berumur panjang, Akbar mendapat kepercayaan menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman. Selepas pergantian presiden dari HM Soeharto ke BJ Habibie, ia diangkat menjadi Menteri Sekretaris Negara, Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999. Pada periode 1999 - 2004, AKbar diangkat sebagai Ketua DPR RI.
Akbar, politisi ulung dan licin yang bebas dari ancaman jerat hukum setelah Mahkamah Agung menerima permohonan kasasinya, diungguli Wiranto dalam Konvensi Nasional Calon Presiden Partai Golkar, Selasa 20 April 2004, melalui dua putaran pemungutan suara. Pada putaran pertama Akbar Tandjung masih mengungguli Wiranto dengan perolehan suara 147-137. Disusul Aburizal Bakrie 118, Surya Paloh 77 dan Prabowo Subianto 39 suara, dengan 28 suara tidak sah dan 1 suara abstein.
Kemampuan organisasi dan manajerial semasa aktif di organisasi kemahasiswaan, kepemudaan, maupun di partai politik menarik perhatian Presiden untuk mengangkatnya sebagai menteri. Tercatat beberapa kali Akbar Tandjung memasuki lingkaran dalam pengambil keputusan.
Tahun1988-1993 untuk pertama kalinya ia menjadi menteri dengan jabatan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga, pada Kabinet Pembangunan V. Selanjutnya periode 1993-1998 Suami dari Krisnina Maharani ini dipercaya menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat, Kabinet Pembangunan VI. Pada Kabinet Pembangunan VII yang tidak berumur panjang, Akbar mendapat kepercayaan menjadi Menteri Negara Perumahan Rakyat dan Pemukiman. Selepas pergantian presiden dari HM Soeharto ke BJ Habibie, ia diangkat menjadi Menteri Sekretaris Negara, Kabinet Reformasi Pembangunan periode 1998-1999. Pada periode 1999 - 2004, AKbar diangkat sebagai Ketua DPR RI.
Karya
2007 Buku The Golkar Way
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Penghargaan
- Anugerah Karya Bakti (2007)
- Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Award (2011)
- Memperoleh Bintang Republik Indonesia dari Pemerintah Republik Indonesia (1998).
- Memperoleh Penghargaan Kruis in de Orde van Oranje-Nassau dari Pemerintah Kerajaan Belanda (1996).
- Memperoleh Penghargaan Bintang MahaputraAdi Pradana dari Pemerintah Republik Indonesia. (1992)
Reporter : Heri Haerudin