GemaJakarta – Jakarta,
Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia “KSPI”
kembali melakukan aksi unjuk rasa dimulai dari Bunderan Hotel Indonesia (HI)
hingga Istana Presiden (Monas), Jumat,(01/05).
"Kita datang untuk menyampaikan persoalan-persoalan
yang terjadi pada kami, buruh turun kejalan bukan untuk berpesta, bukan untuk
meluapkan kegembiraan, atau membuat kemacetan panjang, kami turun kejalan
dengan satu tujuan yaitu “ MENYAMPAIKAN TUNTUTAN YANG TIDAK PERNAH BERUJUNG,
MESKI PIMPINAN NEGARA TELAH BERGANTI.
Persoalan tersebut di antaranya, menuntut
penghapusan terhadap sistem kerja kontrak atau perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT),
penghapusan iuran BPJS dan penghapusan biaya di pengadilan hubungan industrial biaya
perkara yang mencapai Rp.150.000.000, (seratus lima puluh juta rupiah).
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja
Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi buruh hari ini merupakan jawaban
untuk menolak diberlakukannya upah murah, “hapuskan outsourcing/alih daya,
siapapun presidennya kita harus berani menentangnya apabila pemerintah tidak
bisa mengatasi maslaah ini,” tegasnya.
Sementara itu massa buruh yang
tergabung dari Gabungan Serikat Pekerja Manufaktur Independen Indonesia
(GSPMII), koordinator massa GPMII mengatakan, bangsa indonesia adalah bangsa
yang besar, yang merupakan tujuan investor untuk berinvestasi, tetapi rakyatnya
untuk bekerja saja diharuskan membayar sejumlah uang kepada pengelola untuk
disalurkan keperusahaan pengguna.
Menurutnya, pekerjaan yang dapat
diserahkan kepada perusahaan lain harus dilakukan secara terpisah dari kegiatan
utama, yang merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan dan
tidak menghambat proses produksi secara langsung dan harus kembali ke Pasal 66
UU No.13 Tahun 2003.
Reporter : Nurhalim, Sanen Unen
Editor : haerudin86.heri@gmail.com