Apakah anda sedang mencari barang pusaka antik?
Jika barang pusaka
antik merupakan hal yang anda cari maka saya adalah yang anda cari, saya juga
termasuk salah seorang yang tertarik dengan barang pusaka antik, menurut saya
barang pusaka antik adalah sesuatu yang spiritual, mendalam dan memiliki kesan
tersendiri, ujar Ujang kepada Megapolitan Pos.
Diantara barang
pusaka asli yang saya adakan disini diantaranya adalah Keris, berikut sejarah
singkat mengenai keris budaya asli Indonesia
Keris adalah budaya asli Indonesia. Walaupun pada abad ke-14, nenek moyang bangsa Indonesia pada umumnya beragama Hindu dan Budha, tidak pernah ditemukan bukti bahwa budaya keris berasal dari India atau negara lain. Tidak pula ditemukan bukti adanya kaitan langsung antara senjata tradisional itu dengan kedua agama itu. Jika pada beberapa candi di Pulau Jawa ditemui adanya gambar timbul (relief) yang menggambarkan adanya senjata yang berbentuk keris,maka pada candi yang ada di India atau negara lain, bentuk senjata semacam ini tidak pernah ada.
Bahkan senjata yang berpamor, tidak pernah ada dalam sejarah India. Bentuk senjata yang menyerupai keris pun tidak pernah dijumpai di negeri itu. Dalam kitab Mahabarata dan Ramayana yang ditulis pujangga India, tidak ditemukan satu pun senjata yang bernama keris. Jenis senjata yang ada dalam buku epos agama Hindu itu adalah gendewa dan panahnya, gada, pedang, dan cakra. Tetapi tidak keris! Keris baru dijumpai setelah kedua cerita itu diadaptasi oleh orang Jawa dan menjadi cerita wayang!
Beberapa buku yang ditulis orang Barat menyebutkan bahwa di Persia (kini Iran) dulu juga pernah ada pembuatan senjata berpamor yang serupa dengan keris yang ada di Indonesia. Ini pun keliru!
Beberapa jenis senjata kuno buatan Persia memang dihiasi dengan semacam lukisan atau kaligrafi pada permukaan bilahnya. Namun penerapan teknik hiasan itu beda benar dengan pamor. Teknik menghias gambar pada permukaan yang dilakukan bilah senjata yang dilakukan di Iran adalah dengan menggores permukaan bilah itu sehingga timbul alur, kemudian ke dalam alur goresan itu dibenamkan (dijejalkan) kepingan tipis logam emas atau kuningan.
Jadi, teknik hias yang digunakan orang Iran adalah teknik inlay, yang oleh orang Jawa disebut sinarasah. Tetapi hiasan sinarasah itu sama sekali bukan pamor, melainkan hanya merupakan hiasan tambahan atau susulan. Sedangkan pamor adalah hiasan yang terjadi karena adanya lapisan-lapisan dari dua (atau lebih) jenis logam yang berbeda nuansa warna dan penampilannya, yaitu besi, baja, serta bahan pamor. Besinya berwarna kehitaman, bajanya agak abu-abu, sedangkan pamornya cemerlang keperakan. Padahal semua senjata buatan Iran, praktis hanya terbuat dari satu macam logam, yakni baja melulu.
Memang teknik pembuatan pamor pada bilah keris agak serupa dengan teknik pembuatan baja Damaskus. Pedang Damaskus atau baja Damaskus juga terbuat dari paduan dua logam yang mempunyai nuansa beda. Pedang itu pun menampilkan gambaran semacam pamor pada permukaan bilahnya.
Tetapi meskipun teknik pembuatannya hampir sama, niat dan tujuan pembuatan kedua benda itu jauh berbeda. Pedang Damaskus dibuat dengan tujuan utama membunuh lawan, senantiasa diasah tajam. Sedangkan keris dibuat untuk benda pusaka, untuk mendapat kepercayaan diri (sipat kandel - Bhs. Jawa), diharapkan manfaat gaibnya, serta tidak pernah diasah setelah keris itu jadi.