Jakarta (GJ), Dalam upaya mengantisipasi terjadinya aksi tawuran Pemprov DKI bersama Penegak Hukum dan warga Tambora melakukan kegiatan long march dengan tema "Gerakan Masyarakat Anti Tawuran" (GMAT) di wilayah Kecamatan Tambora, Jumat (12/6). pagi.
Adapun long march melintasi pada sejumlah titik rawan tawuran, dimulai dari sisi KBB Jembatan Besi-jalan Latumenten-Angke-KH.Moh Mansyur-Jembatan Lima dan kembali ke lokasi.
Wakil Walikota Jakarta Barat M Yuliadi berharap, Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat mengetahui serta mencegah terjadinya tawuran "kami tidak ingin masyarakat terprovokasi, apalagi terlibat dalam tawuran, ciptakan kondisi tertib dan aman, " ujarnya.
Tambahnya, selama ini Pemprov DKI sangat memperhatikan kesejahteraan masyarakat dengan adanya sejumlah program pembangunan seperti pemberian Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan Kartu Jakarta Sehat (KJS), namun Pemprov DKI tidak segan segan menyabut pemberian KJS dan KJP bagi warga yang terlibat tawuran.
Pada kesempatan yang sama, pihak kepolisian Metro Jakarta Barat akan mendirikan pos-pos penjagaan di wilayah rawan tawuran, salah satunya adalah wilayah Kecamatan Tambora.
"Ada sekitar tujuh titik rawan tawuran warga ditambora, nantinya di titik titik tersebut akan dibuat pos yang dijaga 3 Pilar," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat, Kombes Pol Rudy Heryanto AN.
Adapun tujuh titik lokasi rawan tawuran yang akan dibuat pos yakni, ruas jalan KH Moh Mansyur, perbatasan wilayah Pekojan dengan Penjaringan, Tanah Sereal, Jembatan Besi, dan Jembatan Lima.
"Saya sangat senang dengan adanya kegiatan seperti long march ini, mudah mudahan aksi ini bisa memberikan kebaikan untuk masyarakat dan dapat menghentikan terjadinya tawuran," ujar, udin warga tambora.
Tambahnya, Saya sangat resah dengan maraknya aksi tawuran dikalangan siswa sekolah dan juga warga sekitar, terlebih ketika di tanah sereal terjadi tawuran yang hingga menyebabkan 2 orang meninggal dunia beberapa waktu lalu.
(Heri Haerudin)