GEMA MA merupakan organisasi yang resmi dan terdaftar di
Kementerian Pemuda dan Olah Raga dengan pendirinya yakni, K.H.Tubagus Muhammad
Sholeh, K.H.Entol Muhammad Yasin, K.H.Mas Abdurrahman, K.H.Abdul Mu’thi, Kiai
Tegal, Kiai Soleman Cibinglu, K.H.Daud, Kiyai Rusydi, entol Danawi,
K.H.Mustaghfiri, Kiyai Saiman, K.H.Muhammad Rais, K.H.Entol Ismail.
GEMA MA merupakan OKP dari Organisasi Islam yakni Mathla’ul
Anwar (MA) adalah ormas Islam terbesar di Indonesia setelah Muhammadiyah (1912)
dan NU (1926). Didirikan di Menes, Banten, pada tahun 1334 H atau 10 Juli 1916
M oleh para ulama, diantaranya adalah Kiai Yasin (1860-1937) dan Kiai Mas
Abdurrahman (1868-1943). Nama Mathla’ul Anwar sendiri artinya “tempat terbitnya
cahaya”, yang tentu dimaksudkannya sebagai upaya pembebasan umat dari kebodohan
dan keterbelakangan. Hingga saat ini Mathla’ul Anwar konsisten menjadikan
pendidikan dan dakwah sebagai usaha perjuangan organisasi.
Kini usia Mathla’ul Anwar
mendekati satu abad (100 tahun). Kiprahnya dalam bidang pendidikan dan dakwah
sebagai pilihan perjuangan meniscayakannya eksis, walaupun perkembangannya
tidak terlalu menonjol. Namun dapat dicatat, MA sudah memiliki ribuan institusi
pendidikan, mulai dari jenjang TK Islam, Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan
Aliyah, hingga perguruan tinggi Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA), yang
tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Sebagai lembaga yang tak
terpisahkan dari Mathla’ul Anwar, Generasi Muda Mathla’ul Anwar (GEMA MA) lahir
dari tuntutan kebutuhan zaman, dimana kehadiran Ormas Islam memerlukan wadah
khusus bagi jenjang pengkaderan yang diharapkan berkontribusi bagi kemajuan
bangsa. Semula GEMA MA bernama Pemuda Mathla’ul Anwar (PMA), yang berdiri pada
tanggal 25 Januari 1956 di Menes, Banten.
Seiring perjalanan waktu,
organisasi Pemuda MA terus maju dan berkembang hingga ke seluruh pelosok tanah
air, sehingga pada tahun 1996 berubah namanya menjadi Generasi Muda Matla’ul
Anwar (GEMA MA). Hingga saat ini, GEMA MA bersama induk organisasinya Mathla’ul
Anwar terus tumbuh dan berkembang di 34 Propinsi. Bersama induknya pula GEMA MA
turut berpartisipasi dalam pembinaan dan pengkaderan lembaga-lembaga
pendidikan, sosial kemasyarakatan, di berbagai daerah di lingkungan MA.
Pasca reformasi ini, GEMA MA
sejatinya berkontribusi secara signifikan dalam proses pembangunan bangsa yang
lebih luas di bidang sosial, politik, hukum, HAM, demokrasi, lingkungan hidup
dan lainnya. Karena menghadapi perubahan zaman yang serba cepat dan dinamis,
maka reposisi dan reaktualisasi peran Mathla’ul Anwar adalah sebuah keharusan
agar eksitensinya tetap dirasakan dalam proses membangun kemajuan bangsa. (Heri Haerudin).