Gema Jakarta, Kota Tangerang - Ardiansyah (10), anak dari pasangan Kuswandi (31) Rina Kusrina (29) warga Kampung Galeong, Margasari RT 01 RW 04, Kecamatan, Karawaci, Kota Tangerang kini hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur yang berukuran 3 x 3 meter karena mengidap penyakit Hidrosefalus (Hydrocephalus).
Ironisnya, sudah hampir 10 tahun pasca operasi di RSUD Kabupaten Tangerang, Adriansyah hanya bisa dirawat oleh orangtuanya yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Bahkan hingga saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang belum juga memberikan bantuan untuk mengobati penyakit anaknya tersebut.
Sehari-hari Ardiansyah hanya bisa terbaring lemas ditempat tidurnya. Bagaimana tidak? badan Andriansyah yang semakin kurus tak lagi mampu untuk menopangnya untuk berdiri dan duduk sekalipun.
"Anak saya mengalami penyakit ini sejak lahir, sudah dioperasi di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang waktu umur 3 bulan. Dirawat disana selama 2 bulan. Untuk lanjutan operasi kami tidak punya biaya. Ya, saya belum punya BPJS. KTP saya belum jadi, hanya resi. Pernah, ngurus BPJS tapi belum jadi," keluh Rina Kusrina, Senin (18/9/2017) seperti dikutip jakartadaily.id
Menurut pengakuan Rina hingga saat ini Pemkot Tangerang belum juga memberikan bantuan untuk mengobati penyakit anaknya tersebut. Padahal, dia sangat berharap ada uluran tangan dari para dermawan, terlebih dari Pemkot Tangerang.
"Pihak Kelurahan dan Kecamatan belum pernah kesini mas. Menanyakan kondisi Ardiansyah pun belum pernah. Padahal pihak Puskesmas sudah tahu kondisi anak saya," imbuhnya.
Sementara Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Agus Setiawan, menyayangkan atas kejadian yang dialami seorang anak bernama Ardiansyah, "ini sudah menampar wajah Pemerintah Kota Tangerang, ini ditengah kota bukan di hutan belantara, kok bisa ya ada warga yang sakit tidak segera ditangani," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinsos dan Dinkes, sebenarnya sudah menganggarkan bagi masyarakat miskin yang mengalami sakit, "Pemkot Tangerang kemana aja selama ini, sampai 10 tahun didiamkan," pungkasnya.
Ditempat terpisah, Agung Ketua Nasional Relawan Kesehatan (REKAN INDONESIA), menyampaikan, bahwa kejadian tersebut adalah kelalaian Pemerintah Daerah untuk melindungi warganya ketika menderita sakit.
"Seharusnya Pemda c.q Dinkes melalui puskesmasnya melakukan kontrol rutin diwilayahnya masing masing, sehingga ketika ada warga yang sakit dan tidak memiliki biaya maka dapat direspon dengan cepat untuk segera dibuatkan jaminan kesehatannya," ungkapnya.
Hingga berita ini disusun, belun adanya tindakan dari Pemerintah setempat maupun Pemerintah Daerah terkait Ardiansyah yang menderita penyakit Hidrosefalus selama 10 tahun tersebut, namun dengan inisiatif dan kepedulian dari tim reaksi cepat Forum Wartawan Tangerang (FORWAT) membawanya ke RSUD kota Tangerang, guna mendapati perawatan Medis. (Her/rls).
Ironisnya, sudah hampir 10 tahun pasca operasi di RSUD Kabupaten Tangerang, Adriansyah hanya bisa dirawat oleh orangtuanya yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan. Bahkan hingga saat ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang belum juga memberikan bantuan untuk mengobati penyakit anaknya tersebut.
Sehari-hari Ardiansyah hanya bisa terbaring lemas ditempat tidurnya. Bagaimana tidak? badan Andriansyah yang semakin kurus tak lagi mampu untuk menopangnya untuk berdiri dan duduk sekalipun.
"Anak saya mengalami penyakit ini sejak lahir, sudah dioperasi di Rumah Sakit Kabupaten Tangerang waktu umur 3 bulan. Dirawat disana selama 2 bulan. Untuk lanjutan operasi kami tidak punya biaya. Ya, saya belum punya BPJS. KTP saya belum jadi, hanya resi. Pernah, ngurus BPJS tapi belum jadi," keluh Rina Kusrina, Senin (18/9/2017) seperti dikutip jakartadaily.id
Menurut pengakuan Rina hingga saat ini Pemkot Tangerang belum juga memberikan bantuan untuk mengobati penyakit anaknya tersebut. Padahal, dia sangat berharap ada uluran tangan dari para dermawan, terlebih dari Pemkot Tangerang.
"Pihak Kelurahan dan Kecamatan belum pernah kesini mas. Menanyakan kondisi Ardiansyah pun belum pernah. Padahal pihak Puskesmas sudah tahu kondisi anak saya," imbuhnya.
Sementara Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tangerang, Agus Setiawan, menyayangkan atas kejadian yang dialami seorang anak bernama Ardiansyah, "ini sudah menampar wajah Pemerintah Kota Tangerang, ini ditengah kota bukan di hutan belantara, kok bisa ya ada warga yang sakit tidak segera ditangani," ujarnya.
Lebih lanjut dikatakan, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinsos dan Dinkes, sebenarnya sudah menganggarkan bagi masyarakat miskin yang mengalami sakit, "Pemkot Tangerang kemana aja selama ini, sampai 10 tahun didiamkan," pungkasnya.
Ditempat terpisah, Agung Ketua Nasional Relawan Kesehatan (REKAN INDONESIA), menyampaikan, bahwa kejadian tersebut adalah kelalaian Pemerintah Daerah untuk melindungi warganya ketika menderita sakit.
"Seharusnya Pemda c.q Dinkes melalui puskesmasnya melakukan kontrol rutin diwilayahnya masing masing, sehingga ketika ada warga yang sakit dan tidak memiliki biaya maka dapat direspon dengan cepat untuk segera dibuatkan jaminan kesehatannya," ungkapnya.
Hingga berita ini disusun, belun adanya tindakan dari Pemerintah setempat maupun Pemerintah Daerah terkait Ardiansyah yang menderita penyakit Hidrosefalus selama 10 tahun tersebut, namun dengan inisiatif dan kepedulian dari tim reaksi cepat Forum Wartawan Tangerang (FORWAT) membawanya ke RSUD kota Tangerang, guna mendapati perawatan Medis. (Her/rls).