NewsGemaJakarta.com, Jakarta – Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur
DKI Jakarta terpilih yang akan menggantikan Gubernur DKI sebelumnya, tinggal
menghitung hari, ini adalah moment besar yang ditunggu dan juga harapan bagi
warga DKI agar dapat membawa perubahan.
Perubahan yang tidak serta merta harus dengan melakukan pencitraan,
sebagai mana Gubernur DKI terdahulu, hingga kini masih meninggalkan problem
terlebih mengenai dugaan korupsi atas pembangunan 18 Puskesmas di DKI Jakarta.
Besarnya harapan baru yang menggantung tinggi untuk menyelesaikan
problem DKI yang ditinggalkan Gubernur sebelumnya, Anies Sandi pun diminta
untuk menyelesaikan problema terkait indikasi adanya dugaan korupsi pada
pembangunan 18 Puskesmas DKI yang penanganannya masih belum jelas.
Dalam hal ini, Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) saat ini
masih terus berjuang untuk membuktikan indikasi dugaan korupsi pada pembangunan
18 Puskesmas DKI yang menggunakan anggaran tahun 2016.
Demikian ungkap Ketua Rekan Nasional Agung Nugroho, dalam siaran Pers
yang diterima Redaksi, Jumat (13/10), menyatakan Pembangunan 18 Puskesmas di
DKI harus segera di Audit, mengingat Dinkes menyatakan pembangunan sudah
selesai.
"Kami berharap audit terhadap pembangunan 18 Puskesmas di DKI
dapat segera dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Terpilih, Anies-Sandi, pasca
resmi dilantik nanti," ungkap Agung.
Lebih lanjut, dikatakan Agung, apalagi Bareskrim sudah menyatakan ada
indikasi korupsi, dan sudah selayaknya dilakukan audit, "Jika terbukti
masyarakat jadi terang menderang bahwa rejim sebelumnya yang mencitrakan diri s
ebagai rejim bersih, ternyata masih menyimpan yang memilukan terlebih adanya
dugaan korupsi pada Dinkes," tuturnya.
Menurut Agung, indikasi dugaan korupsi terhadap pembangunan 18
Puskesmas semakin kuat, dengan dijaga ketatnya pintu masuk ke lantai atas saat
peresmian, sehingga orang tidak dapat naik ke lantai atas.
"Ada apa ini ? sudah diresmikan tapi untuk ke lantai atas masih
dijaga satpam dan tidak diperbolehkan untuk naik keatas, kalau tidak untuk
menutupi sesuatu apa dong jadinya," pungkasnya.(Her/Rls)