NEWSGEMAJAKARTA.COM, Jakarta - Julius Naisama adalah sebuah
nama yang dilupakan negara selain seorang pemuda Timtim, dirinya juga sebagai
penjaga dan pencinta sang saka Merah Putih, saat itu sebagai Panglima Perang
para milisi yang dekat dengan pasukan elit Kopassus, memimpin pasukannya untuk
ikut berjuang bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) melawan penjajah
Portugis dan Fretelin saat pergolakan Timor Timur puluhan tahun silam di hutan.
"Saya memimpin
pasukan milisi, sebagai panglima perang dan perang di hutan melawan pasukan
Fretelin di Timor Timur, kami tidak rela Timor Timur merdeka dan pisah dari
Indonesia, demi Merah Putih kami rela gadaikan nyawa demi Negara,"
demikian pernyataan Julius Naisama saat ditemui di kediamannya di Cipayung
Jakarta Timur, Selasa, (2/1/2017) lalu.
Diceritakan Julis Naisama,
dirinya adalah salah seorang dari enam terdakwa yang diseret di Pengadilan
Jakarta atas kasus Timor Timur dengan divonis 20 bulan penjara. Keputusan itu
dibacakan Hakim Ketua I Gede Anak Agung saat di Pengadilan Negeri Jakarta
Utara. Oleh Majelis Hakim menyebutkan terdakwa Julius Naisama mendapat vonis 20
bulan penjara, Jose Fransisco, dan Joao Alves Da Cruz, masing-masing mendapat
vonis 16 bulan penjara.
"Kami
memberontak, tidak rela Timor Timur pisah dari Indonesia, kami waktu itu kecewa
dengan putusan pemerintah pusat yang hanya tunduk pada kemauan New York dan
melepaskan Timur Timor, kita sudah berjuang dalam waktu yang panjang untuk
Timor Timur," terangnya.
Julius Naisama yang
dekat dengan Prabowo Subianto ini mengisahkan, baginya Prabowo adalah Jenderal
yang sangat memperhatikan anak buah dan kawan-kawannya yang dibina. "Saya
dipenjara karena membunuh musuh dalam medan perang, hanya Prabowo yang datang
lihat kami di penjara, yang lain tidak," beber Julius.
Dikatakan Julius, saat
itu Wiranto adalah Panglima TNI, pemegang Komando TNI, tidak bisa lepas
tanggung jawab dari pergolakan Timor Timur. Kami ke hutan perang, bergerilya
bersama TNI melawan Fretelin karena demi negara, demi negara kami siap mati,
kami ini penjaga merah putih, jangankan penjara, matipun kami siap, tapi saat
dipenjara, dijengukpun tidak, hanya Prabowo yang datang melihat dan membantu
kami dipenjara.
"Saya sampai saat
ini dan seperti ini di Jakarta karena pak Prabowo. Saya sudah puluhan tahun
mengawal pak Prabowo, Prabowo itu orang tua saya," tegasnya.
Tambah Julius Naisama,
Prabowo maju sebagai Calon Presiden 2019, mari kita sama-sama berjuang untuk
Prabowo, tandas Julius, salah satu Pembina Rumah Prabowo 2019.
"Rumah Prabowo
(RPS-red) adalah lembaga yang didirikan oleh kawan-kawan yang ingin Prabowo
menjadi Presiden 2019 dan saya berada di dalam RPS ini, figur yang tepat
memimpin Indonesia adalah Prabowo sebagai figur yang tegas dan disegani dunia,
sudah waktunya Prabowo memimpin," pungkas Julius Naisama mengakhiri. (rls/red)