Menurut alumni PPRA-48 Lemhannas RI itu ada beberapa point dari berita ini yang membingungkan dirinya. “Usia anaknya 15 tahun, waktu yang sangat lama bagi sebuah 'keanehan’ yang tidak terpublikasi di zaman teknologi semaju ini,” ujarnya melalui pesan WAG, Minggu (18/2/2018).
Dikatakan Wilson, warga Sumatera Barat tipikal masyarakatnya cukup terbuka dan maju di bidang publikasi, bahkan sejak jaman Siti Nurbaya. “Agak aneh menurut saya berita itu setelah 15 tahun baru diketahui, perlu diinvestigasi lebih mendalam, jangan sampai kita keliru memberitakan,” pesannya.
Lebih jauh, Wilson menerangkan, bahwa Sumatera Barat cukup ramai dengan petugas kesehatan hingga ke jorong-jorong (perkampungan-red) terpencil. “Saya tidak yakin, anak ini dibiarkan dalam kondisi 'tidak normal' sejak bayi, yang pasti selalu ke posyandu, ke puskesmas, imunisasi, dan perlakuan kesehatan bayi lainnya,” ungkap Wilson, yang juga menambahkan jika ada pembiaran perlu dipertanyakan kerja pemerintah daerahnya itu.
Kemudian, lanjut Wilson, ada nama Datuk Bianso dalam artikelnya, siapa beliau, tidak dijelaskan dalam berita itu. “Ini artikel yang digarap asal-asalan, maaf, bisa menimbulkan salah paham bahkan hoax, akibat ketidakjelasan informasi di sana-sini dalam sebuah berita,” terangnya.
Wilson juga menyampaikan kepada rekan-rekan pengurus dan anggota PPWI di Sumbar untuk mencari informasi tentang kebenaran berita yang beredar. “Perlu informasi yang lebih detil soal bagaimana anak tersebut saat buang air zeni selama 15 tahunan ini? Dan apa jenis kelamin si anak?” pungkasnya. (HER/Red)