"Geliat industri telekomunikasi nasional sejak PT
Telkom lahir hingga saat ini, menjadi sebuah rekam sejarah dari usia lahir
hingga menjadi sebuah Korporasi yang maha besar, setidaknya diukur dari aset
dan jaringan telekomunikasi yang tersebar hingga pelosok negeri", demikian
di sampaikan Budiman, Peneliti pada Pusat Studi Telekomunikasi Nasional
(PSTN) dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/04/2018).
Kata Budiman, lalu bagaimana saat ini melihat PT Telkom Era
Alex Sinaga, disaat industri telekomunikasi bergerak kearah komunikasi digital.
Banyak yang pesimis memandang PT Telkom dimasa sekarang. Telkom adalah
perusahaan yang sangat strategis bagi negara karena menyangkut komunikasi yang
di butuhkan oleh setiap orang. Sebagai perusahaan besar tak bisa Telkom ini di
kelola dengan 'manajemen warteg'
"Pesimisme ini bukan tak beralasan. Nilai kapitalisasi
pasar Telkom yang tahun sebelumnya menembus angka 450 triliun, merosot jauh
hanya dikisaran 350 triliun rupiah. Ada penurunan hingga 100 triliun. Angka
fantastis, karena kerja untuk sampai kesana bukanlah pekerjaan ringan",
tegas Budiman
Selain itu sambung Budiman, harga saham Telkom yang
tahun-tahun sebelumnya mampu menembus 6000 rupiah/lembar kini terjun bebas di
kisaran 3700 rupiah, bahkan diperkirakan akan terus turun hingga akhir tahun
ini.
Disisi lain, performa perusahaan kian menurun dari sisi
pelayanan publik. Keluhan atas gangguan layanan internet dan sinyal menjadi
informasi lazim dimasa sekarang. Miris memang, tetapi itulah keadaan PT Telkom
saat ini.
Di satu sisi, skandal sim card bodong yang melibatkan Telkom
dan seluruh operator kian memukul wajah industri telekomunikasi. 1 KK dipakai
untuk registrasi ratusan ribu nomor sim card, cetus Budiman.
Dia menambahkan, masalah lain yang tak kalah serius adalah
data Kominfo soal 43 juta nomor pelanggan Telkom yang belum registrasi hingga
akhir maret, kian memukul PT Telkom. Padahal, salah satu yang menjadi aset
penting bagi industri telco adalah banyaknya jumlah pelanggan. Tahun lalu,
dicatat ada 173 juta pelanggan milik Telkom. Angka yang sangat fantastis.
Soal Satelit Telkom-1 yang hancur tahun lalu, pemerintah
dibuat kalang kabut untuk menyelamatkan Telkom dari tekanan dan kemarahan
banyak pihak. Manajemen PT Telkom sungguh teledor dalam menangani soal satelit
Telkom-1.
Keteledoran yang telah menjadi bumerang. Salah siapa, kita
tunjuk saja hidung Alex Sinaga. Dialah orang yang paling bertanggungjawab
selaku orang nomor satu di salah satu perusahaan terbesar negara ini.
"Kita sulit untuk membangun optimisme menyaksikan kerja
manajemen Telkom saat ini yang boleh dibilang 'gak beres' dan serampangan. PT
Telkom butuh perbaikan dan perombakan manajemen. Jika terus begini nasib
buruklah yang akan menghampiri", ungkap Budiman.
Kini bola ada ditangan pemerintah. Mendiamkan keadaan akan
terus begini, atau lakukan perubahan untuk kepentingan besar negara. Bertahan
dengan keadaan sekarang atau bertindak untuk mencari solusi. "162 tahun
Telkom Indonesia, teruslah melayani masyarakat", pungkas Budiman.(*)