Gema Jakarta - JAKARTA - Wabah demam berdarah yang sedang menjangkiti warga masyarakat DKI saat ini membuat DKI menjadi zona darurat DB mengingat sampai saat ini sudah hampir 1000 orang warga DKI yang terserang DB.
Namun ditengah darurat DB tersebut belum ada langkah konkrit yang dilakukan oleh dinas kesehatan DKI dalam rangka penanggulangan bahaya DB dengan melibatkan peran partisipasi aktif warga DKI. Dinkes DKI masih fokus pada upaya kuratif yaitu bagaimana mengobati warga yang terkena DB.
Statemen gubernur DKI, Anies Baswedan yang menyatakan menggratiskan biaya pengobatan terhadap warga yang terkena DB semakin membuktikan bahwa DKI masih hanya fokus pada kuratif saja. Sementara preventif dan promotif tidak digalakan dan sebatas seremonial saja.
Hal ini disampaikan oleh Martha Tiana Hermawan, ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) DKI Jakarta dalam siaran persnya hari ini, Kamis (7/2/2019).
"Padahal yang terpenting itu adalah pencegahan dan sosialisasi dengan melibatkan warga untuk bersama sama pemerintah DKI berpartisipasi aktif melakukan penanggulangan terhadap bahaya DB" ujar Tian panggilan akrabnya.
Menurut Tian, dinkes DKI masih belum melakukan terobosan yang baru dalam melakukan penanggulangan darurat DB. Dinkes DKI dinilai oleh Tian masih melakukan cara cara kuno dalam penanggulangan darurat DB.
"Harusnya disosialisasikan apa yang harus dilakukan warga untuk antisipasi DBD. Padahal Kadis Kesehatan DKI yang baru adalah mantan Kabid yang menanggani Penanggulangan Wabah Penyakit tapi seperti tidak memahami masalah" jelas Tian.
Menurut Tian, dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Misalnya terhadap Program PSN dengan cara 3 M plus perlu untuk terus dikampanyekan dan dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun terutama pada musim penghujan.
"Dan Gubernur seharusnya menginstruksikan jajaran dibawahnya dalam hal ini dinkes, dalam melakukan
tindakan pencegahan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD bukan hanya sebatas mengratiskan biaya pengobatan di RS terhadap warga yang terkena DBD" tegas Tian.
Tian menjelaskan bahwa Program PSN yang terdiri dari : 1. Menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. 2. Menutup, menutup rapat rapat tempat penampungan air. 3. Memanfaatkan kembali/mendaur ulang barang barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk DB.
Sementara kegiatan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti : 1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan 2. menggunakan obat anti nyamuk. 3. Meng- gunakan kelambu saat tidur. 4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk. 6.mengatur cahaya dan ventilasi didalam rumah. 7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Selain itu juga ada 5 langkah pencegahan DBD : 1. Bersihkan bak mandi seminggu sekali. 2. Perhatikan perabotan rumah tangga yang menampung air. 3. Gunakan kasa nyamuk. 4. Jangan menumpuk/menggantung baju terlalu lama. 5. Gunakan lotion anti nyamuk/kelambu.
"Seharusnya dengan digantinya kadis
harus ada tindakam nyata yang dapat dilakukan untuk antisipasi DBD
bukan hanya kuratif saja ini tidak memperbaiki kinerja dinkes yang semakin lama semakin terpuruk" tutup Tian dalam siaran persnya. (ril/ag)
Namun ditengah darurat DB tersebut belum ada langkah konkrit yang dilakukan oleh dinas kesehatan DKI dalam rangka penanggulangan bahaya DB dengan melibatkan peran partisipasi aktif warga DKI. Dinkes DKI masih fokus pada upaya kuratif yaitu bagaimana mengobati warga yang terkena DB.
Statemen gubernur DKI, Anies Baswedan yang menyatakan menggratiskan biaya pengobatan terhadap warga yang terkena DB semakin membuktikan bahwa DKI masih hanya fokus pada kuratif saja. Sementara preventif dan promotif tidak digalakan dan sebatas seremonial saja.
Hal ini disampaikan oleh Martha Tiana Hermawan, ketua Relawan Kesehatan Indonesia (Rekan Indonesia) DKI Jakarta dalam siaran persnya hari ini, Kamis (7/2/2019).
"Padahal yang terpenting itu adalah pencegahan dan sosialisasi dengan melibatkan warga untuk bersama sama pemerintah DKI berpartisipasi aktif melakukan penanggulangan terhadap bahaya DB" ujar Tian panggilan akrabnya.
Menurut Tian, dinkes DKI masih belum melakukan terobosan yang baru dalam melakukan penanggulangan darurat DB. Dinkes DKI dinilai oleh Tian masih melakukan cara cara kuno dalam penanggulangan darurat DB.
"Harusnya disosialisasikan apa yang harus dilakukan warga untuk antisipasi DBD. Padahal Kadis Kesehatan DKI yang baru adalah mantan Kabid yang menanggani Penanggulangan Wabah Penyakit tapi seperti tidak memahami masalah" jelas Tian.
Menurut Tian, dalam penanganan DBD, peran serta masyarakat untuk menekan kasus ini sangat menentukan. Misalnya terhadap Program PSN dengan cara 3 M plus perlu untuk terus dikampanyekan dan dilakukan secara berkelanjutan sepanjang tahun terutama pada musim penghujan.
"Dan Gubernur seharusnya menginstruksikan jajaran dibawahnya dalam hal ini dinkes, dalam melakukan
tindakan pencegahan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah DBD bukan hanya sebatas mengratiskan biaya pengobatan di RS terhadap warga yang terkena DBD" tegas Tian.
Tian menjelaskan bahwa Program PSN yang terdiri dari : 1. Menguras, membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air. 2. Menutup, menutup rapat rapat tempat penampungan air. 3. Memanfaatkan kembali/mendaur ulang barang barang bekas yang memiliki potensi menjadi tempat perkembang biakan nyamuk DB.
Sementara kegiatan 3M Plus adalah segala bentuk kegiatan pencegahan seperti : 1. Menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan 2. menggunakan obat anti nyamuk. 3. Meng- gunakan kelambu saat tidur. 4. Memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk. 5. Menanam tanaman pengusir nyamuk. 6.mengatur cahaya dan ventilasi didalam rumah. 7. Menghindari kebiasaan menggantung pakaian didalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk.
Selain itu juga ada 5 langkah pencegahan DBD : 1. Bersihkan bak mandi seminggu sekali. 2. Perhatikan perabotan rumah tangga yang menampung air. 3. Gunakan kasa nyamuk. 4. Jangan menumpuk/menggantung baju terlalu lama. 5. Gunakan lotion anti nyamuk/kelambu.
"Seharusnya dengan digantinya kadis
harus ada tindakam nyata yang dapat dilakukan untuk antisipasi DBD
bukan hanya kuratif saja ini tidak memperbaiki kinerja dinkes yang semakin lama semakin terpuruk" tutup Tian dalam siaran persnya. (ril/ag)