Kontroversi yang terus berkembang pada gilirannya menggugah para penggiat Islam Nusantara di dunia Maya untuk melakukan terobosan mensyiarkannya secara lebih komprehensif kepada masyarakat.
Tepat pada 13 Juli 2018 di Purbalingga akhirnya Pejuang Islam Nusantara (PIN) terbentuk secara organisasi dan di komandoi oleh Gus Abdul Kholiq sebagai Ketua Umum.
Dengan mengambil tema "Perjuangan Dari Dunia Maya Menjadi Dunia Nyata" akhirnya RAPIMNAS PIN ke-1 di gelar pada 1-3 Februari 2019 di Rumah Pergerakan Gus Dur Kalibata Jakarta Selatan.
Rapimnas PIN secara resmi dibuka oleh Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj, Jumat (1/2/2019) dengan diikuti oleh lebih dari 160 peserta utusan dari 16 Pimpinan Propinsi meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Papua.
Dalam sambutannya, Kyai Said menyampaikan senang, bersyukur atas terbentuknya PIN dan beliau berterima kasih karena dengan adanya PIN dapat membantu menyampaikan kepada masyarakat tentang Islam Nusantara yang sesungguhnya.
"Islam Nusantara merupakan Tipologi dan Metodologi Da'wah, tidak menggangu aqidah dan tidak menggangu syariah dalam menerapkan ajaran agama karena Islam Nusantara bukan merupakan Mazhab." ungkapnya.
Dikatakannya, Bahwa ritual keagamaan yang ada dan berkembang di Nusantara merupakan warisan leluhur dari para Wali Songo dan di teruskan oleh para ulama - ulama di Nusantara khususnya ulama NU hingga saat ini dan wajib hukumnya untuk di pertahankan karena hal tersebut "tidak menabrak" aqidah serta syari'ah
Tarian Ondel -Ondel Sanggar Seni Neng Demplon dan Musik Gambang Kromong Sanggar Ondel - Ondel serta Palang Pintu Peci Merah mewarnai penyambutan datangnya Gus Abdul Kholiq selaku Ketua Umum PIN. Di hadapan peserta Rapimnas.
Di kesempatannya Gus Kholiq mengatakan, perlunya menyampaikan (konsep) Islam Nusantara yang sesungguhnya secara komprehensif kepada masyarakat sehingga masyarakat memahami dan mengerti untuk kemudian mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari karena itu merupakan "ruh" Islam yang ada di Indonesia.
Reporter : Andre Hans