Haidar Alwi Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ). Foto: Istimewa |
Penanggung Jawab Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) ini juga meminta kepada semua pendukung dan relawan Jokowi-Amin untuk bersatu untuk menakar kesetiaan kepada Presiden Jokowi.
"Tensi politik menyongsong Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 20 Oktober 2019 semakin memanas dan mencekam. Tak bisa dipungkiri, rentetan kejadian dan aksi massa yang marak belakangan ini sangat mungkin ditunggangi," terang Haidar Alwi dalam keterangan persnya, Rabu (02/10/2019).
Kata Haidar Alwi, kejadian-kejadian kasus, mulai dari bentokan di Wamena, Karhutla di Riau dan Kalimantan, hingga aksi demonstrasi Pelajar dan Mahasiswa yang berujung bentrok. Lanjutnya, semua adalah rentetan kejadian yang tak mungkin berdiri sendiri.
"Banyak kepentingan yang bermain di balik aksi-aksi itu. Bahkan ada dugaan kuat kaum radikal dan intoleran menjadi penyokong berbagai aksi yang mengancam keutuhan bangsa ini. Kuat dugaan, kelompok ini berperan dalam perang saudara di negara-negara timur tengah seperti Suriah, Mesir, Afghanistan, dan negara arab lainnya. Kini mereka mencoba masuk ke Indonesia dengan menunggangi kelompok kepentingan yang ada," jelas Haidar Alwi.
Menurutnya, saat ini Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan dalam kondisi terdesak. Memang, katanya sebagai pemenang Pilpres 2019 dengan perolehan suara yang meyakinkan, Jokowi -KH Maruf Amin telah sah dan konstitusional menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2019-2024.
"Walau Jokowi-Amin sudah memiliki legalitas dari hasil pemungutan suara rakyat pada 17 April 2019 lalu. Namun kelompok penunggang aksi-aksi anarkis ini, masih akan terus menggoyang pak Jokowi. Bahkan dibusukkan dengan isu-isu negatif hingga memicu rentetan kejadian yang membuat pilu anak bangsa," tukas Haidar Alwi.
Relawan Jokowi-Amin Harus Bersatu untuk Menakar Kesetiaan Kepada Jokowi
Selanjutnya Haidar Alwi menambahkan, jika aksi negatif dan gerakan massa ini terus terjadi, bisa dibayangkan bagaimana dahsyatnya ledakan aksi menjelang 20 Oktober 2019. Bahkan katanya, jika tidak ada upaya pencegahan, sangat besar kemungkinan aksi massa akan meledak, mungkin pada 18, 19, bahkan 20 Oktober 2019.
"Kita semua khawatir, akan terjadi pertumpahan darah sesama anak bangsa di negeri ini. Hal ini yang harus dicegah dan kepolisian kita dukung bekerja untuk memberangus gerakan penunggang kejadian-kejadian ini," tandas Haidar Alwi.
Terakhir katanya, maka wajar akhirnya muncul pertanyaan, kemana para pendukung Jokowi selama ini? Kemana para relawan? Masihkan solid dan setia bersama Jokowi? Juga ada pertanyaan kata Haiidar Alwi, bagaimana proses konsolidasi pasca-Pilpres? Ataukah semua masih sibuk berkutat dengan politik bagi-bagi kekuasaan?
"Dalam kondisi inilah, perlu kami ditegaskan bahwa Jokowi tidak sendiri. Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) masih setia dan solid memegang teguh konstitusi. Berpedoman pada Pancasila, UUD '45, Bhinneka Tunggal Ika, serta konsisten menjaga NKRI," tegasnya.
Kata Haidar, Jokowi tidak sendiri, ARJ dengan 900 organ relawan yang dinaungi siap mengawal suksesnya pelantikan presiden, bahkan menopang jalannya pemerintahan Jokowi-KH Maruf Amin demi kemajuan Bangsa Indonesia tercinta ini.
"Kejahatan yang teroganisir akan mengalahkan kebaikan yang tidak teroganisir. Ini yang menjadi pedoman Aliansi Relawan Jokowi. Salam Persatuan, Salam Indonesia Raya," pungkasnya. (red)