Gema Jakarta - Politisi Partai Bulan Bintang DKI Jakarta, Ical Syamsudin geram atas munculnya pernyataan sinis mantan Politisi Partai Demokrat, melalui akun twitternya itu dengan menyebut jika benar pernyataan kalau pelajar yang perduli terhadap perkembangan bangsa dan perlu dirangsang betapa 'bodoh' nya Anies.
“Maaf Nies, jika ini benar Anda bicara seperti ini, betapa bodohnya ternyata Anda. Hanya nasibmu yang sedang bagus jadi Gubernur dan pernah jadi Menteri meski dipecat.” Ujar Ferdinand di akun twitternya, Kamis (15/10).
Hal ini pun mendapati respon oleh Politisi Partai Bulan Bintang DKI Jakarta, Ical Syamsudin. Menurutnya, perasaan Ferdinand yang dipublis melalui tulisannya itu justru menunjukkan dirinya pada situasi belum move on.
"Harusnya Ferdinand yang sudah tidak lagi dianggap penting di lingkungan Partai Demokrat move on dong, agar tak dianggap sebagai kader atau politisi," ujar Ical Syamsudin.
Menurutnya, memang ada situasi belum move on dan terkesan baper (bawa perasaan). Jadi dia belum bisa merelakan diri dari kehilangan posisinya dilingkungan Partai Demokrat, bahkan sikap frustasinya cenderung ditonjolkan.
"Justru saya menilai Ferdinand tidak lebih seorang pecundang yang berharap posisi dan cari muka kepada penguasa," beber Ical Syamsudin.
Dikatakan Ical, justru Ferdinand tidak sadar diri, bahwa saat Pilgub DKI dirinya turut mendukung pasangan Anies-Sandi, lantaran dia tidak berposisi apapun dilingkungan Pemprov, yang begitulah akhirnya nampak uring-uringan tidak karuan.
"Saya tersinggung lho, atas pernyataan yang dipaparkan Ferdinand, dengan mengatakan Anies 'Bodoh'. Berarti dia sudah menjeneralisasikan mayoritas warga DKI Jakarta juga 'Bodoh', karena Anies notabenenya adalah Gubernur pilihan warga DKI Jakarta.
Seperti diberitakan, Anies Baswedan menilai, pelajar yang peduli terhadap perkembangan bangsa, misalnya terkait Omnibus Law, merupakan hal yang bagus, yang perlu dirangsang.
"Justru apa yang disampaikan Anies terkait pelajar yang turun dalam aksi demo menolak Omnibus Law UU cipta Lapangan Kerja (Ciptaker) mengarah kepada usulan solutif dan cerdas kepada pihak penyelenggara pendidikan sekolah dan saya sangat setuju dan membenarkan hal itu," tukas Ical Syamsudin.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan tak setuju apabila pelajar yang ikut demo menolak Omnibus Law Undang-undang (UU) Cipta Kerja (Ciptaker) harus dikeluarkan dari sekolah atau Drop out (DO).
"Saya selalu sampaikan, sudah tidak zaman lagi kalau anak yang bermasalah malah dikeluarkan dari sekolah, salah itu," kata Anies di Jakarta, Rabu (14/10/2020) malam.
"Berbeda dari orang dewasa, kalau orang dewasa itu melakukan langkah yang salah, dia silakan dihukum," tambahnya.
Seharusnya kata dia, apabila pelajar melakukan kesalahan, sebaiknya ajak berdialog, diberikan pendidikan dan perhatian yang banyak dari sekolah maupun orang tua. Bukan malah mengeluarkan mereka dari sekolah.
Bila perlu, kata Anies, jika sekolah telah memulai belajar tatap muka, gurunya dapat memberi mereka tugas untuk melakukan kajian mengenai UU Ciptaker.
"Nanti kalau sekolahnya sudah mulai nanti gurunya bisa kasih tugas kok. Kaji ini soal UU Cipta Karya [Cipta Kerja], di mana letak yang menurut Anda harus diperbaiki, di mana letak menurut Anda yang tidak disetujui," jelasnya.
Menurut Anies menjadi hal yang bagus apabila terdapat anak-anak yang peduli terhadap kondisi bangsanya sendiri, seperti tak setuju dengan adanya Omnibus Law UU Ciptaker. Namun, ketidaksetujuan para pelajar itu tetap harus diarahkan dengan memberikan tugas yang mendidik.
"Kalau ada anak yang mau peduli bangsanya, kita suka. Kalau ada langkah yang dikerjakannya salah, ya dikoreksi. Prinsip dengan educational nanti sekolahnya yang memberikan tugas," pungkasnya.
Lantas, dimana letak Kebodohannya Anies seperti yang di tulis Ferdinan Hutahean itu?, justru saya balik bertanya.
"Kalau Ferdinand masih belum Move on dan cenderung sok tahu dia. Memangnya Dia siapa dan Sekolah dimana?," ujar Ical Syamsudin.
Makanya, lanjut Ical, kalo sekolah di saat jam belajar guru tengah menerangkan pelajaran di depan papan tulis, Ferdinan jangan mengahadap belakang.
"Belajar kok hadap belakang. Ya itulah hasilnya hari ini, politisi model dia masih dikatakan karbitan dan terbelakang," tegas bung Ical, Aktivis Pegiat Anti Korupsi tersebut.(rill/Hariri)