Gema Jakarta, Jakarta — Indonesia adalah nama wilayah, sebagaimana nama bangsa-bangsa lain didunia, maka jika keberadaaanya diilustrasikan sebagai salah satu nama manusia, tentunya Indonesia hadir dengan membawa ciri dan sifatnya, juga membawa kecenderungan dan membawa potensi dasarnya, menghadirkan raga sekaligus jiwanya.
Manusia Indonesia memang perlu dipandang dari berbagai macam sudut. Sehingga dapat ditemukan keautentikan ciri dari manusia Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku budaya dan karakteristiknya. Sejak tanggal 17 Agustus 1945, proklamasikan kemerdekaan Indonesia ditetapkan sebagai bagian dari bangsa di dunia. Meskipun istilah Indonesia juga sudah didengungkan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Disebut manusia adalah yang membawa watak kepimpinan dan ketauladanan, Sebagai output dari akal yang tidak dimiliki oleh mahkluk Tuhan yang lain. Maka disitulah salah satu ciri manusia seutuhnya sebagai harapan dari perjalanan manusia di alam dunia.
Maka dalam acara Webinar Zoom yang diselenggarakan Forum Muda Filsafat Indonesia dengan Tema MAIN yakni Manusia Indonesia narasumber dan para peserta menyinggung persoalan sejarah, realita sosial dan visi besar bangsa. Berangkat dari akar sejarah dan persoalan realita inilah akan menjadikan literasi siapa lebih tahu kearah mana manusia Indonesia kedepan harus dibangun.
Kemal selaku Sekjen Babegesis juga menegaskan, bahwa persoalan manusia Indonesia harus dikelola dengan baik, maka regulasi kebijakan juga harus dijalankan sebagaimana amanah Pancasila, tentunya dengan tetap membawa semangat Pancasila yang Progresif Revolusioner, sebab berbagi persoalan yang menimpa bangsa Indonesia adalah akibat kesalahan penentu kebijakan dalam menata kelola distribusi keadilan. Sehingga wajar mengakibatkan kesenjangan diberbagai sektor kehidupan.
Lain lagi yang disampaikan salah satu peserta Webinar, Daeng Mansur Amin mengatakan, Pancasila hanya ada diatas kertas, dalam realita sosial justru banyak yang kontras dengan Pancasila sendiri.
Bagaimana kesenjangan yang menjamur, fakir miskin dan anak terlantar tak terurus, termasuk berbagai potret masyarakat yang hidup digang-gang kecil dan jalanan yang lain. Fenomena ini disampaikan, berdasarkan observasi dan risetnya. Pancasila seharusnya hidup juga pada diri mereka, agar manfaat hidup berbangsa ini memang juga bisa dirasakan oleh bersama.
Daeng Mansur menegaskan jika ingin membangun manusia Indonesia yang seutuhnya, lingkungan masyarakat dan pendidikannya harus diatur dengan baik. Sebab dari situlah akumulasi pemahaman dan pembentukan karakter manusia Indonesia terbangun. Maka penting peletakan dasar pendidikan Pancasila-Bhinneka Tungga Ika selaku sebagai potensi bangsa menjadi prioritas utama. Untuk menjadi pijakan sekaligus peletakan dasar pembangunan jiwa dalam membentuk anak bangsa yang berkarakter dan punya ciri kepimpinan.
Dalam hal ini Gus Alvi selaku ketua Forum Filsafat Muda Indonesia mengatakan, pemerintah harus menitik beratkan pembangunan manusia Indonesia dari semangat insan atau jiwanya, dari cara pandangnya, dari pola melihat dan mengunakan nurani serta kesadarannya. Gus Alvi selaku sebagai orang yang pernah berjalan dihampir semua kepulauan Indonesia ini juga banyak menceritakan dari hasil perjalanannya. Maka pemerintah harus ingat kepada masa lalunya, bahwa bangsa Indonesia yang beraneka ragam ini harus dikelolah dengan kesadaran dan semangat Pancasila. Agar manusia Indonesia dalam segala aktifitas hidup membawa ciri manusia Indonesia yang ber Pancasila.
Pada prinsipnya Manusia Indonesia bisa menjadi seutuhnya harus dibangun berdasarkan karakter potensi dasarnya. Kekayaan alam dan sumber daya manusiaanya harus berkolaboratif, agar rahmatan buat manusia dan alam lingkungan bisa terus terjaga. Segala macam kekayaan yang ada di tanah airnya harus di kelola berdasarkan kebutuhannya. Bukan terus dieksploitasi dan dikuasai oleh kelompok segelintir orang saja.
Manusia Indonesia harus bangkit dengan membawa semangat kepimpinan dan ketauladanannya. Membangun peradabannya berdasarkan potensi yang ada, biar tidak terlalu mengada-ada. Untuk tumbuh berkembang, sehingga cita-cita luhur sebagaimana visi besar Pancasila-Bhinneka Tunggal Ika dapat terwujud disetiap Jiwa Manusia Indonesia.
Reporter : Daeng Mansur Amin
#PancasilaProgresifRevolusioner
#PancasilaKurikulumSekolah
#KurikulumBhinnekaTunggalIka.