Gema Jakarta, Jakarta - Kata siapa pencak silat hanya mampu dilakukan kaum adam saja. Terinspirasi dari tokoh pendobrak kaum wanita yaitu R.A. Kartini, teori emansipasi mulai mengilhami jiwa-jiwa kaum hawa untuk melakukan aktivitas yang biasa didominasi pria.
Semua itu tidak akan menjadi masalah jika wanita tersebut tidak melangkahi norma agama atau kodrat wanita seutuhnya. Seperti yang dilakukan gadis manis berusia 23 tahun adliah rahcman dan salsha 19 tahun yang biasa dipanggil adelia.
Diketahui, saat bergabung ke pagar nusa duduk di kelas IX Jame Pekojan, Jakarta berarti ia sudah sekitar 5 atau 6 tahunan berkiprah di pencak silat yang dibawah naungan Nahdhotul Ulama tersebut.
Sedangkan salsha tercatat masih tercatat sebagai pelajar SMK di PSKD Penjaringan Jakarta Utara. Mereka adalah sosok idola kaum adam di sekolahnya dan di daerahnya dikarnakan mempunyai kepribadian yang baik, ramah dan tentunya cantik.
Mereka pun berhasil menorehkan prestasi gemilang di ajang PORSENI 2017 yang terselenggara di Cirebon Jawa Tengah. mereka berhasil sebagai duta perwakilan dari Jakarta pada saat itu yang langsung dipimpin oleh bang Mamad (Abah Jaelani) dan Kyai Rozhi yang merupakan tokoh NU di Jakarta dan acara tersebut juga dihadiri oleh pesilat pagar nusa dari Penjuru Nusantara.
Adliah dan salsha yang juga tergabung dalam perguruan silat PN (Pagar Nusa) Kecamatan tambora pernah mengikuti ajang persilatan seni tunggal yang lebih tinggi lagi pada saat itu dan mereka saat ini ia belum 100 persen menguasai jurus terakhir yaitu jurus Golok.
Ada beberapa faedah yang dapat kita ambil ketika kita berniat dan berkesempatan mempelajari olahraga pencak silat, diantaranya: menjaga kesehatan, melindungi diri dari kejahatan fisik, membangun jiwa ksatria, dan menanamkan kedisiplinan.
Terus siapakah orang yang paling berperan penting dalam membangun bakat yang dimiliki mereka berdua, "Ada beberapa sosok pigur nama yaitu abah jaelani dan pa arif yang senantiasa memotivasi dan membimbing kita selalu sehingga menjadi sekarang ini," ungkap Salsha dan Adlia.
Reporter : Hendri Effendi