Gema Jakarta, Nabi Muhammad bersabda innamaa bu’itstu li utammima makarimal akhlaq. Artinya, tidak sekali-kali saya diutus oleh Allah (kecuali) hanya satu untuk menyempurnakan akhlak, untuk membangun akhlakul karimah,” katanya.
Lebih lanjut, gusfe atau ustd moch syafe'i menjelaskan berbagai macam akhlakul karimah. Beberapa di antaranya adalah rendah hati, hormati kiai, bakti kepada orangtua, silaturahmi, menjenguk orang sakit, baik kepada tetangga, menolong orang kesusahan, bertakziyah kepada orang meninggal, menyingkirkan paku di jalan.
“Semua akhlak itu diringkas menjadi husnul muasyarah (hubungan yang baik). Bergaul, berteman, berkelompok, berumat, dan berbangsa dengan baik. Mari kita berbangsa dengan baik,” harap Kiai syafe'i
“Silakan ente yang politisi, menjadi politisi berakhlak. Ente pejuang, jadilah pejuang yang berakhlak. Ente konglomerat (jadilah) konglomerat yang berakhlak, guru yang berakhlak, tentara, polisi, presiden, wakil presiden, Menteri bahkan pejabat yang paling terendah skalipun seperti rt/rw yang berakhlak, imbuhnya.
Menurutnya, husnul muasyarah mampu mewujudkan kebersamaan. Ia kemudian mengajak segenap warga NU dan seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama mewujudkan peradaban hidup bernegara dengan baik.
“Di Indonesia ini seakrang sudah tidak ada masalah perbedaan suku, agama, ras, budaya. Alhamdulillah. Ini harus kita jaga dengan baik. Tunjukkan Indonesia berakhlak, berakarater, dan berjati diri,” kata kiai alumnus Pesantren tebuireng, jombang Jawa Timur ini.
Penulis : Hendrie