Gema Jakarta,23 Desember 1948, Jenderal dari Tentara Kekaisaran Jepang yang menjabat sebagai Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo dieksekusi pada 23 Desember 1948. Peran Tojo membawa Jepang dalam lingkaran Perang Dunia II amat besar. Namun, dilansir History Today, jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada bulan Agustus 1945, memaksa pemerintah Jepang untuk menyerah tanpa syarat.
Negara, yang dalam keadaan runtuh, diduduki pasukan Sekutu. Dalam praktiknya, Jepang diperintah Amerika di bawah Jenderal Douglas MacArthur. Tujuan utama pendudukan dicapai dalam waktu yang sangat singkat. AS melakukan pelucutan senjata angkatan bersenjata Jepang, pengenalan lembaga-lembaga demokrasi, dan perbaikan ekonomi Jepang yang hancur.
Tojo, yang dijuluki "Razor", dianggap sebagai personifikasi militerisme Jepang yang kejam. Dia dianggap bertanggung jawab atas pembunuhan jutaan warga sipil di Cina dan Timur Jauh dan ribuan tahanan Sekutu di perang. Ketika penangkapannya diperintahkan pada bulan September, Tojo mencoba bunuh diri, namun gagal.
Menurut salah satu versi, dia melepaskan empat tembakan ke dirinya sendiri tanpa hasil. Berbaring berdarah saat polisi militer dan wartawan yang menyertainya menyerbu masuk, dia terdengar menggumamkan permintaan maaf yang sopan karena terlalu lama meninggal. Dia dibawa ke rumah sakit dan ditambal, sebelum dipindahkan ke Penjara Sugamo di Tokyo.
Dia dikutuk oleh beberapa orang Jepang karena gagal bunuh diri sebagai kehormatan. Dalam tuntutan hukumnya, Tojo dinyatakan bersalah atas berbagai tuduhan mengobarkan perang agresi yang melanggar hukum internasional. Dia juga dianggap memerintahkan perlakuan tidak manusiawi terhadap tawanan perang dan lainnya.
Dia dan enam terdakwa lainnya dijatuhi hukuman mati dan sisanya hukuman penjara. MacArthur menolak untuk meringankan hukuman mati. Tojo serta enam orang lainnya digantung di Penjara Sugamo. Jenazahnya dimakamkan di Kuil Yasukuni dengan lebih dari dua juta orang Jepang tewas perang, termasuk lebih dari 1000 penjahat perang yang dihukum.
(Hendri effendi)