NEWSGEMAJAKARTA.COM, JAKARTA -- Semangat perjuangan Raden Ajeng Kartini terus bergema dalam berbagai bentuk hingga hari ini. Semangat perjuangan tersebut tak lagi sebatas simbol emansipasi, peringatan Hari Kartini kini menjadi momentum reflektif untuk mengukur sejauh mana kiprah perempuan Indonesia dalam pembangunan bangsa.
Hal inilah yang menjadi semangat utama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) DKI Jakarta saat menggelar acara bertajuk *"Kartini Masa Kini: Cantik Berintegritas dalam Inklusi"*, Selasa (22/4/2025).
Bertempat di aula utama kantor Kanwil DJKN, kegiatan ini menghadirkan nuansa semarak namun sarat makna. Seluruh pegawai perempuan, yang tampil anggun dalam balutan kebaya nasional dan bawahan bebas, menunjukkan bahwa semangat Kartini tidak pernah pudar—justru semakin relevan di tengah isu-isu kesetaraan, inklusivitas, dan integritas birokrasi yang menjadi perhatian utama pemerintah.
Acara ini digagas sebagai bagian dari upaya berkelanjutan dalam pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM), serta sebagai implementasi nyata dari pengarusutamaan gender (PUG) di lingkungan kerja pemerintah.
Yang menarik, kegiatan ini tidak hanya menyasar kalangan internal ASN. Dalam semangat inklusi sosial, Kanwil DJKN DKI Jakarta mengundang sejumlah penyandang disabilitas dari Panti Sosial Cahaya Bathin—khususnya tuna rungu dan tuna wicara—untuk mengikuti pelatihan keterampilan Make Up Artist (MUA). Pelatihan ini dipandu oleh instruktur profesional dari PT Paragon Technology and Innovation, produsen kosmetik nasional yang membawahi merek-merek seperti Wardah, Make Over, Emina, Kahf, dan OMG.
Kolaborasi lintas sektor ini menjadi simbol bahwa kecantikan sejati tidak hanya terletak pada tampilan luar, tetapi juga pada keberanian untuk berkarya, memberdayakan diri, dan menghadirkan manfaat bagi sesama, tanpa memandang batas-batas kemampuan fisik.
"Kegiatan ini kami selenggarakan sebagai ruang pemberdayaan perempuan dan kelompok disabilitas. Ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga upaya membangun kepercayaan diri dan membuka peluang ekonomi baru bagi mereka," ujar Kepala Kanwil DJKN DKI Jakarta dalam sambutannya.
Lebih dari 100 ASN perempuan mengikuti pelatihan dengan antusias. Di luar pelatihan, suasana kebersamaan terasa dalam bazar yang turut digelar di area kantor, menampilkan produk UMKM lokal binaan pegawai serta mitra komunitas, yang dikoordinasi oleh Ibu Wiwin Togaya. Bazar ini tidak hanya menjadi ajang promosi produk, tetapi juga wadah bagi perempuan pelaku usaha untuk menampilkan kreativitas dan daya saingnya.
Wahyuning, salah satu peserta acara, mengaku kegiatan ini sangat berkesan. Ia melihat bahwa semangat Kartini telah berevolusi dari sekadar narasi perjuangan menjadi aksi nyata di lapangan. “Kita perempuan tidak hanya dituntut untuk cerdas dan profesional, tapi juga peduli. Cantik bukan hanya soal rupa, tapi juga tentang bagaimana kita bisa bermanfaat bagi sekitar, terutama bagi mereka yang berada dalam keterbatasan,” ujar Ning, panggilan akrabnya, yang disambut anggukan setuju dari rekan-rekannya.
Acara ini ditutup dengan sesi refleksi dan testimoni dari peserta, yang menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat terus berlanjut dengan ruang cakupan yang lebih luas.
Hari Kartini di Kanwil DJKN DKI Jakarta tahun ini membuktikan bahwa esensi perjuangan Kartini tak berhenti di buku sejarah. Ia hidup dalam aksi nyata: dalam keberpihakan kepada yang rentan, dalam pemberdayaan yang menjunjung martabat, serta dalam birokrasi yang tidak hanya bersih, tetapi juga inklusif dan berempati. Sebuah perayaan yang bukan hanya mempercantik wajah, tetapi juga memperkaya hati dan pikiran. (ys)
Sumber:
Humas MIO INDONESIA